Menggagas Sekolah Tanpa Kertas,
Oleh : Subari. M.Pd
Pengamat pendidikan
Memasuki era teknologi masyarakat mau tidak mau harus mengikuti perkembangan zaman.
Teknologi informasi dapat menguntungkan proses pendidikan. Hal ini pernah saya gagas tahun 2009 saat itu saya tulis di artikel sebuah kabar surat lokal terbitan ikatan Guru Indonesia (IGI) Kemudian artikel saya di baca banyak orang. Gagasan yang baru itu rupanya di lirik oleh Mantan Presiden RI BJ Habibie ingin Indonesia memiliki Sekolah Terpadu Tanpa Kertas.
Habibie kemudian menjelaskan, ide sekolah Terpadu Tanpa Kertas itu muncul karena saat ini seluruh anak-anak atau siswa sudah bisa menggunakan teknologi. Untuk itu mengapa hal tersebut tidak dimanfaatkan.
“Sekolah Terpadu Tanpa Kertas untuk memanfaatkan tekhnologi informasi terkini dan canggih,” ujar Habibie dalam acara Konvensi Pendidikan PGRI di Gedung Bentara Budaya Jakarta di Jalan Palmerah, Jakarta Selatan, Selasa (19/2/2014).
Gagasan sekolah tanpa kertas pernah di sambut dan di dukung oleh Bj. Habibie mantan Presiden, semoga hal ini bisa dilaksanakan dan di lanjutkan oleh Presiden Prabowo Subianto dan di dukung oleh para pembantunya, sekarang sudah banyak sekolah menengah dan perguruan tinggi sudah mulai melakukan pembelajaran jarak jauh tanpa menggunakan kertas.
“Namun harus dibantu dengan kerja sama bersama perusahaan IT yang unggul dan suatu tender internasional,” jelasnya.
Cara kerja Sekolah Terpadu Tanpa Kertas ini adalah dimana anak-anak dalam belajar tidak lagi menggunakan kertas tetapi memanfaatkan teknologi. Dimana nanti setiap materi pelajaran dimasukkan ke dalam satu aplikasi.
“Presentasi guru juga harus lebih canggih dan harus dipersiapkan. Dan nantinya materi pendidikan dimasukkan ke dalam iCloud dan harus dipastikan keamanannya agar tidak masuk hal-hal yang tidak sesuai dengan pendidikan,” ujarnya.
Sobari menambahkan, program ini diharapkan bisa menghapus perbedaan pendidikan antara kota dan desa. "Karena itu dengan adanya ini tidak ada celah. Karena kita bisa menyelesaikannya dengan icloud karena dapat materi yang sama," tutup nya.
Subari yang baru menjadi anggota ikatan guru Indonesia (IGI) mempunyai gagasan itu di tulis di majalah terbitan igi dari kabupaten Gresik.
"Pemanfaatan Tekhnologi, Ada Sekolah Terpadu Tanpa Kertas" selengkapnya .
Ada plus minusnya dalam mengimplementasikan sekolah tanpa kertas antara lain, pertama Sekolah harus menyiapkan alat piranti komputer jaringan internet. Dan kedua menyiapkan guru yang mumpuni di bidangnya. Membutuhkan dana tidak sedikit. Minusnya bagi sekolah di pedesaan jauh dari jaringan internet dan alat piranti yang memadai.
Indonesia sudah merdeka sudah 79 tahun, mengapa pendidikan negara kita masih tertinggal dengan negara tetangga, padahal dahulu negara tetangga belajar di negara kita.
Semoga dengan adanya pergantian menteri pendidikan menjadi 2 ini bisa membuat trobosan trobosan membuat kebijakan tentang kemajuan pendidikan di Indonesia. Kementerian Pendidikan Dasar Menengah yaitu membuat kebijakan mendidik penguatan materi dasar dan membentuk karakteristik siswa agar nanti setelah menginjak bangku perguruan tinggi karakter sudah terbentuk jimat. Sedangkan di kementerian Tinggi membuat kebijakan tentang pembentukan pengembangan pendidikan, mahasiswa dan dosen di berikan kesempatan untuk melakukan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan yang akan dipelajari. Pemerintah memberikan kebijakan perlindungan hak cipta dari penelitian dan eksperimen itu.
*** Subari : Adalah Program Mahasiswa Doktor di Universitas KH. Abdul Chalim (UAC) Pacet Mojokerto Jawa Timur.
Tulis Komentar