Malang, WartaPro -(30/1)
Haul Prof. Dr. Habib Abdullah bin Abdul Qadir Bilfaqih Al-Alawiy, Ponpes Darrul Hadist, Kota Malang yang ke 31 tahun ini tidak seperti biasanya. Pasalnya, saat ini masih terjadi pandemi Covid-19 yang semakin meninggi.
Acara haul hari ini, Minggu (30/1) hanya dilaksanakan di dalam pondok dan untuk undangan khusus. Aparat kepolisian, koramil, dan Satgas Covid daerah Klojen siap siaga untuk menjaga dan menghalau kerumunan.
Kendaraan yang lalu lalang pun terkesan sudah biasa seakan-akan tidak ada acara besar. Padahal, peziarah di haul ini juga terbilang ribuan dan hanya melihat tempat acaranya saja sebentar. Mereka berlalu-lalang mencari tempat, meskipun tidak kedengaran acaranya karena tidak ada sound system atau tenda.
"Saya tidak kecewa meskipun tidak bisa mendengarkan. Saya hadir ke sini untuk memperoleh berkah, " kata Najib, salah seorang pengunjung.
Karena pertimbangan berkah, mereka rela menunggu lama, baik di emper toko, mall, gang-gang, alun-alun, dll. Bagi mereka, wujud kecintaan tidak harus mendengarkan, tapi ada ikatan batin. Tahun-tahun sebelumnya mereka bisa mendengarkan dari kejauhan. Kali ini, mereka tak bisa dengar.
"Bagi saya, tahun ini peringatan haul yang paling ketat. Tidak seperti di daerah-daerah lain yang lebih fleksibel, tapi tetap taat prokes," kata Farros, pengunjung lain dari Mbendungan, mengomentari.
Apa yang dikatakan Farros sama dengan yang dikatakan pengunjung lain yang berhasil dihimpun WartaPro.com dan datang dari beberapa daerah seperti Probolinggo, Pasuruan, Bangil, dan Sidoarjo.
Perasaan ketat yang berlebihan juga dirasakan ketika banyak warung di sekitar yang tutup. Biasanya, warung-warung pada buka melayani pengunjung. Jadi, ada sistem ekonomi multiplier effect. Mungkin alasannya, masih merebaknya Covid di Jawa Timur, khususnya.
Wartawan WartaPro pun hanya meliputi dari luar saja. Beberapa tempat disisiri untuk memperoleh informasi sebanyak-banyaknya sebagai refleksi kegiatan dan evaluasi tahun depan.
"Saya berharap, tahun depan peringatan Haul Habib Abdullah Bilfaqih akan pulih seperti yang dulu-dulu sehingga saya dapat ilmu yang bermanfaat dari acara haul, " tambah Lia, pengunjung dari Kota Pasuruan.
Bagi pengunjung yang datang dari beberapa daerah, peringatan haul tahun ini masih diyakini menyebar berkah, baik warga Kota Malang atau pun warga luar Kota Malang. Hal ini didasarkan pada hadis Nabi yang mengatakan, cinta dan memandang wajah ulama adalah ibadah. Itulah yang menyebabkan mereka datang berbondong-bondong ke haul Habib Abdullah bil Faqih.
Mulai pagi hingga siang hari Kota Malang mendung dan sejuk. Sebagian orang berkata, ini berkah dari haul al-Habib.
"Mendung dan kesejukan merupakan tanda ada berkah yang turun. Selain itu, mobilitas massa menunjukkan bahwa kota itu hidup. Inilah salah satu ciri kota cerdas," kata Elvina, pengunjung dari Jl. Halmahera, Kota Pasuruan.
Seiring usainya acara haul yang lebih awal, sekitar pukul 11.00 WIB, para pengunjung terpuaskan pula oleh makanan yang dibagi kepada mereka. Sedikit atau banyak dan enak atau tidak, ini semua merupakan berkah dari Allah yang mereka syukuri dengan hati tulus dan ikhlas. Bagi yang tidak dapat konsumsi, mereka tetap senang. Karena langkah-langkah mereka diyakini mendapat pahala dari Allah.
"Ini semua berkah dari Allah yang tak bisa dibendung oleh siapa pun. Saya bahagia meskipun tak bisa mendengar. Karena niat saya mencari berkah, apa pun bentuknya dan bagaimana pun situasinya, itu adalah jalan yang, insha Allah, akan diridai Allah," pungkas Farros dengan lapang dada. (gus/lia)
Tulis Komentar