Pasuruan,wartapro.com
Membentuk Karakter siswa Dengan Budaya Salaman oleh : kang SUBARI Pemerhati Pendidikan Tinggal di Jawa Timur. Membentuk Karakter Siswa yang Berkualitas, disiplin dan bertanggung jawab adalah langkah awal untuk mendidik siswi atau santri menjadi mandiri.
Salah satunya adalah dengan Budaya salaman. Budaya salaman adalahh salah satu tradisi yang telah lama ada dilakukan di negara Indonesia, khususnya di lingkungan sekolah, pondok pesantren di kalangan masyarakat.
Salaman adalah isyarat sederhana yang dilakukan dengan mengangkat tangan kanan ke arah dahi, kemudian menundukkan kepala sebagai tanda hormat. Budaya salaman ini tidak hanya sekedar tradisi, tetapi juga memiliki peran penting dalam membentuk karakter siswa siswi atau santri yang bermoral dan bertanggung jawab.
Mengajarkan Hormat dan Menghargai sesama.
Budaya salaman merupakan langkah awal untuk membentuk karakter anak. mengajarkan budaya salaman kepada siswa siswi atau santri yaitu untuk menghormati dan menghargai orang lain, terutama kepada guru, kyai jika di pondok pesantren, orang lebih tua, dan pemimpin. Dengan melakukan salaman, siswa menunjukkan rasa hormat dan menghargai jasa dan peran orang lain dalam hidup mereka. Hal ini akan membentuk karakter siswa yang memiliki rasa hormat dan tidak sombong menghargai orang lain.
Dengan membudayakan salaman akan Meningkatkan Disiplin dan membentuk jiwa tanggung jawab dan Ketaatan, Peduli sesama.
Budaya salaman juga dapat meningkatkan disiplin dan ketaatan siswa. Menurut pengamatan Kang Subari sebagai pengamat Pendidikan dan melakukan penelitian. Bahwa jika siswa atau santri yang melakukan salaman kepada guru, kyai dan orang tua, kebanyakan menjadi pemimpin dan kehidupan lebih baik. Penelitian ini hanya mengamati dan menelusuri dengan sampling error.
Dari data 100 anak yang dulu sekolahnya tawaduk/nurut dan menghormati guru kehidupannya lebih baik dari pada anak atau yang tidak hormat atau sopan santun ke guru kehidupannya lebih baik dan sukses.
Berbeda dengan anak yang tidak sopan santun dan tidak hormat guru, orang tua seumur hidup sengsara, dari 100 responden sekitar 80 persen yang menjawab bahwa saat sekolah salaman dengan gurunya dan penuh mengharap ridho nya. Karena Ridho guru juga seperti Ridho orang tua. 15 responden hanya salaman memenuhi syarat bukan mengharap Ridho. 5 persen responden menjawab masa bodo, dari data survei Ini bertapa pengaruhnya.budaya salaman terhadap kemandirian dan keberhasilan siswa.
pengalaman penulis saat penulis ini melakukan perjalan di kota besar ibu kota jakarta, sekitar tahun 2011 belum bisa pesan tiket online. Setelah undangan seminar belum pesan tiket pulang sehingga langsung pesan saat mau pulang. Pesan tiket waktu itu masih Manual harus ke loket tertentu. Saat mau pesan tiket di hadang oleh calo di tawarkan tiket karena ke Surabaya telah mereka beli, habis, penulis tidak percaya kemudian penulis ke loket resmi yang mengatakan tiket jurusan surabaya masih ada, penulis pesen 2 tiket ke surabaya, kemudian muncul 2 Petugas dari dalam yang melayani tiket , menyapa mengatakan tiket ke surabaya masih ada,
"oh ya masih ada." Kata petugas, Penulis pesen dua, kemudian petugas selesai melayani kemudian keluar ruangan menyalami saya, langsung penulis bingung tanya ,petugas langsung mencium tangan penulis kemudian menceritakan bahwa dia adalah salah satu murid sekolah di SMK Negeri 1 Bangil kabupaten Pasuruan Jawa Timur, sekarang kerja fi PT KAI jakarta, dari mendengarkan penulis meneliti jika budaya salaman itu ada kenangan dan membentuk jiwa tawaduk dan disiplin. “Dengan penerapan budaya salaman akhirnya secara tidak langsung akan membentuk karakter siswa tadi akan terbiasa untuk mengikuti aturan dan prosedur yang telah ditetapkan tanpa di suruh atau dipaksakan. Dengan penerapan budaya salaman hal ini akan membentuk karakter siswa yang kuat, disiplin dan bertanggung jawab serta taat pada aturan yang Ada dilingkungannya.” Kata kang Subari ma ntan guru SMK Negeri 1 Bangil
selain itu budaya salaman, akan dapat menyampaikan Rasa Percaya Diri atas pribadinya.
Budaya salaman juga dapat mengembangkan rasa percaya diri siswa. Dengannya melakukan salaman, siswa akan merasa lebih percaya diri dan berani untuk berinteraksi dengan orang lain. Hal ini akan membentuk karakter siswa yang memiliki rasa percaya diri dan berani untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan.
Menceritakan Rasa Jiwa Kepemimpinan Budaya salaman juga dapat mengembangkan rasa kepemimpinan siswa. Dengan melakukan salaman, siswa akan merasa lebih bertanggung jawab dan berani untuk memimpin orang lain. Hal ini akan membentuk karakter siswa yang memiliki rasa kepemimpinan dan berani untuk mengambil keputusan. Di tarik kesimpulan bahwa
" Budaya salaman adalah salah satu tradisi yang sangat penting dalam membentuk karakter siswa yang mandiri dan bertanggung jawab."
Dengan melakukan salaman, siswa akan mengembangkan rasa hormat, disiplin, percaya diri, dan kepemimpinan. Oleh karena itu, budaya salaman harus terus dilestarikan dan dikembangkan dalam lingkungan sekolah maupun di masyarakat.
Di tulis oleh kang Subari.SE.M Pd.adalah kandidat Doktor ilmu Manjemen Pendidikan Islam di Universitas KH. abdul Chalik Pacet Mojokerto Jawa Timur.
Surel : Kangsobari71@gmail.com
Tulis Komentar