Mengapa laki-laki wajib sholat jumat ya

$rows[judul] Keterangan Gambar : Ustadz sobari saat di kmpus Universitas Kh. Abdul Chalim



10 ALASAN KENAPA LAKI-LAKI HARUS SHALAT BERJAMAAH DI MASJID

Memang ada ikhtilaf ulama apakah Wajib Ain bagi laki-laki hukumnya shalat berjamaah di masjid atau hukumnya sunnah saja. Akan tetapi pendapat terkuat hukumnya wajib. Dengan beberapa alasan berikut:

▪️1. Allah yang langsung memerintahkan dalam al-Quran agar shalat berjamaah.

Allah Ta'ala berfirman,

وَأَقِيمُوا الصَّلاَةَ وَءَاتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'.” (Al-Baqarah: 43)

Ibnul Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata,

، فلا بد لقوله { مع الراكعين } من فائدة أخرى وليست إلا فعلها مع جماعة المصلين Ini adalah hal yang baik

“makna firman Allah “ruku'lah beserta orang-orang yang ruku', faidahnya yaitu tidaklah dilakukan kecuali bersama jamaah yang shalat dan bersama-sama.”[1]

▪️2. saat-saat perang berkecamuk, tetap diperintahkan shalat berjamaah. Maka apalagi suasana aman dan tentram. Dan ini perintah langsung dari Allah dalam al-Quran

Allah Ta'ala berfirman,

وَإِذَا كُنتَ فِيهِمْ فَأَقَمْتَ لَهُمُ الصَّلاَةَ فَلْتَقُمْ طَآئِفَةُُ مِّنْهُم أَسْلِحَتَهُمْ فَإِذَا Perlindungan Lingkungan dan Perlindungan Lingkungan لَمْ يُصَلُّوا فَلْيُصَلُّوا مَعَكَ وَلْيَأْخُذُوا حِذْرَهُمْ وَأَسْلِحَتَهُمْ وَدَّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ Layanan Pelanggan عَلَيْكُم مَّيْلَةً وَاحِدَةً وَلاَ جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِن كَانَ بِكُمْ أَذًى مِّن مَّطَرٍ أَوْ كُنتُم مَّرْضَى أَن تَضَعُوا أَسْلِحَتَكُمْ وَخُذُوا حِذْرَكُمْ إِنَّ اللهَ أَعَدَّ لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُّهِينًا

“Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang shalat bersamamu) sujud (telah menyelesaikan satu rakaat), maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum shalat, lalu shalatlah mereka kamu.” (An-Nisa' 102)

Ibnu Mundzir rahimahullah berkata,

Jika kartu kredit Anda rusak, maka kartu kredit Anda akan menjadi lebih mahal.

 “pada perintah Allah untuk tetap menegakkan shalat jamaah ketika takut (perang) adalah dalil bahwa shalat berjamaah ketika kondisi aman lebih wajib lagi.”[2]

Ibnul Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah menjelaskan,

Apa yang Harus Dilakukan Jika Anda Tidak Melakukannya? Perlindungan Lingkungan dan Perlindungan Lingkungan Pengoperasian Perangkat Keras yang Dapat Diperbaiki …وأنه لم يرخص لهم في تركها حال الخوف

“Ayat ini merupakan dalil yang sangat jelas bahwa shalat berjamaah hukumnya fardhu ain bukan hanya sunnah atau fardhu kifayah, Seandainya hukumnya sunnah tentu keadaan takut dari musuh adalah udzur yang utama. Juga bukan fardhu kifayah karena Alloh menggugurkan kewajiban berjamaah atas mereka kedua dengan telah berjamaahnya rombongan pertama… dan Allah tidak memberi keringanan bagi mereka untuk meninggalkan shalat berjamaah dalam keadaan ketakutan (perang).“[3]

▪️3.Orang buta yang tidak ada transmisi ke masjid tetap di perintahkan shalat berjamaah ke masjid jika mendengar adzan, maka bagaimana pandangan sehatnya?

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata,

أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ أَعْمَى فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ لَيْسَ لِي قَائِدٌ يَقُودُنِي إِلَى الْمَسْجِدِ فَسَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُرَخِّصَ لَهُ فَيُصَلِّيَ فِي بَيْتِهِ فَرَخَّصَ لَهُ فَلَمَّا وَلَّى دَعَاهُ فَقَالَ هَلْ تَسْمَعُ النِّدَاءَ بِالصَّلَاةِ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَأَجِبْ

“Seorang buta pernah bertemu Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam dan berujar, “Wahai Rasulullah, saya tidak memiliki seseorang yang akan membimbingku ke masjid.” Lalu dia meminta keringanan kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam untuk shalat di rumah, maka beliaupun memberikan keringanan kepadanya. Ketika orang itu hendak pulang, dia kembali bertanya, “Apakah kamu mendengar seruan shalat (azan)?” laki-laki itu menjawab, “Ia.” Beliau bersabda, “Penuhilah seruan tersebut (hadiri jamaah shalat).”[4] 

Dalam hadits yang lain yaitu, Ibnu Ummi Maktum (ia buta matanya). Dia berkata,

يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ الْمَدِينَةَ كَثِيرَةُ الْهَوَامِّ وَالسِّبَاعِ. فَقَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- « أَتَسْمَعُ حَىَّ عَلَى الصَّلاَةِ حَىَّ عَلَى الْفَلاَحِ فَحَىَّ هَلاَ ».

“Wahai Rasulullah, di Madinah banyak sekali tanaman dan binatang buas. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apakah kamu mendengar seruan adzan hayya 'alash sholah, hayya 'alal falah? Jika iya, penuhilah seruan adzan tersebut”.”[5]

▪️4.wajib shalat berjamaah di masjid jika mendengar adzan

Sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam,

مَنْ سَمِعَ النِّدَاءَ فَلَمْ يَأْتِهِ فَلَا صَلَاةَ لَهُ إِلَّا مِنْ عُذْرٍ

“Barangsiapa yang mendengar azan lalu tidak mendatanginya, maka tidak ada shalatnya, kecuali bila ada uzur.” [6]

▪️5.Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam memberikan ancaman kepada laki-laki yang tidak shalat berjamaah di masjid dengan membakar rumah mereka.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

إِنَّ أَثْقَلَ صَلَاةٍ عَلَى الْمُنَافِقِينَ صَلَاةُ الْعِشَاءِ وَصَلَاةُ الْفَجْرِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا وَلَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ آمُرَ بِالصَّلَاةِ فَتُقَامَ ثُمَّ آمُرَ رَجُلًا dan ثُمَّ أَنْطَلِقَ مَعِي بِرِجَالٍ مَعَهُمْ حُزَمٌ مِنْ حَطَبٍ إِلَى قَوْمٍ لَا يَشْهَدُونَ الصَّلَاةَ فَأُحَرِّقَ عَلَيْهِمْ بُيُوتَهُمْ بالنَّارِ

“Salat yang dirasakan paling berat bagi orang-orang munafik adalah shalat isya dan shalat subuh. Sekiranya mereka mengetahui keutamaannya, niscaya mereka akan mendatanginya dengan merangkak. Sungguh aku berkeinginan untuk menyuruh seseorang sehingga shalat didirikan, kemudian kusuruh seseorang mengimami manusia, lalu aku bersama beberapa orang membawa kayu bakar mendatangi suatu kaum yang tidak menghadiri shalat, juga aku bakar rumah-rumah mereka.”[7]

Ibnu Mundzir rahimahullah berkata,

Apa yang Harus Dilakukan Saat Ini? الجماعة

“keinginan beliau (membakar rumah) orang yang tidak ikut shalat berjamaah di masjid merupakan dalil yang sangat jelas akan wajib ainnya shalat berjamaah di masjid”[8]

▪️6.tidak shalat berjamaah di masjid di anggap “munafik” oleh para sahabat.

Dari Abdullah bin Mas'ud radhiallahu anhu dia berkata:

وَلَقَدْ رَأَيْتُنَا وَمَا يَتَخَلَّفُ عَنْهَا إِلَّا مُنَافِقٌ مَعْلُومُ النِّفَاقِ وَلَقَدْ كَانَ الرَّجُلُ يُؤْتَى بِهِ يُهَادَى بَيْنَ الرَّجُلَيْنِ حَتَّى يُقَامَ فِي الصَّفِّ

“Menurut pendapat kami (para sahabat), tidaklah seseorang itu tidak hadir shalat jamaah, melainkan dia seorang munafik yang sudah jelas kemunafikannya. Sungguh dahulu seseorang dari kami harus dipapah di antara dua orang hingga diberdirikan si shaff (barisan) shalat yang ada.”[9] 

▪️7.salat berjamaah mendapat pahala lebih banyak

Dalam satu riwayat 27 kali lebih banyak

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

Perlindungan Lingkungan dan Perlindungan Lingkungan وَعِشْرِينَ دَرَجَةً

“Shalat berjamaah itu lebih utama daripada shalat sendirian dengan 27 derajat.”[10]

diriwayat yang lain 25 kali lebih banyak:

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

Perlindungan Lingkungan dan Perlindungan Lingkungan الْفَذِّ

“Shalat berjamaah itu lebih utama daripada shalat sendirian dengan 25 derajat.”[11]

Banyak kompromi hadis mengenai perbedaan jumlah bilangan ini. Salah satunya adalah “mafhum adad” yaitu penyebutan bilangan yang tidak membatasi.

▪️8.keutamaan shalat berjamaah yang banyak

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

مَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ كَانَ كَقِيَامِ نِصْفِ لَيْلَةٍ وَمَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ وَالْفَجْرَ فِي جَمَاعَةٍ كَانَ كَقِيَامِ لَيْلَةٍ

“Barang siapa shalat isya dengan berjamaah, pahalanya seperti shalat setengah malam. Barang siapa shalat isya dan subuh dengan berjamaah, pahalanya seperti shalat semalam penuh.”[12]

▪️9. tidak shalat berjamaah akan dikuasai setan

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

مَا مِنْ ثَلَاثَةٍ فِي قَرْيَةٍ وَلَا بَدْوٍ لَا تُقَامُ فِيهِمْ الصَّلَاةُ إِلَّا قَدْ اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمْ الشَّيْطَانُ فَعَلَيْكَ بِالْجَمَاعَةِ فَإِنَّمَا يَأْكُلُ الذِّئْبُ الْقَاصِيَةَ

“Tidaklah tiga orang di suatu desa atau lembah yang tidak mendirikan shalat berjamaah di lingkungan mereka, melainkan setan telah menguasai mereka. Karena itu tetaplah kalian (shalat) berjamaah, karena sesungguhnya srigala itu hanya akan menerkam kambing yang sendirian (jauh dari kawan-kawannya).”[13]

▪️10. amal yang pertama kali dihisab adalah shalat, jika baik maka seluruh amal baik dan sebaliknya, apakah kita memilih shalat yang sekedarnya saja atau meraih pahala tinggi dengan shalat berjamaah?

Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ النَّاسُ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ أَعْمَالِهِمْ الصَّلَاةُ قَالَ يَقُولُ رَبُّنَا جَلَّ وَعَزَّ لِمَلَائِكَتِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ انْظُرُوا فِي صَلَاةِ عَبْدِي أَتَمَّهَا أَمْ نَقَصَهَا فَإِنْ كَانَتْ تَامَّةً كُتِبَتْ لَهُ تَامَّةً وَإِنْ كَانَ انْتَقَصَ مِنْهَا شَيْئًا قَالَ انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ فَإِنْ كَانَ لَهُ تَطَوُّعٌ قَالَ Layanan Pelanggan yang Dapat Diperpanjang الْأَعْمَالُ عَلَى ذَاكُمْ

“Sesungguhnya yang pertama kali akan dihisab dari amal perbuatan manusia pada hari kiamat adalah shalatnya. Rabb kita Jalla wa 'Azza berfirman kepada para malaikat-Nya -padahal Dia lebih mengetahui, “Periksalah shalat hamba-Ku, sempurnakah atau justru kurang?” Sekiranya sempurna, maka akan dituliskan dia dengan sempurna, dan jika terdapat kekurangan maka Allah berfirman, “Periksalah lagi, apakah hamba-Ku memiliki amalan shalat sunnah?” Jikalau terdapat shalat sunnahnya, Allah berfirman, “Sempurnakanlah kekurangan yang ada pada shalat wajib hamba-Ku itu dengan shalat sunnahnya.” Selanjutnya semua amal manusia akan dihisab dengan cara demikian.”[14]

Khusus bagi yang mengaku mazhab Syafi'i (mayoritas di Indonesia), maka Imam Syafi'i mewajibkan shalat berjamaah dan tidak memberi keringanan (rukshah).

Imam Asy Syafi'i rahimahullah berkata,

Apa yang Harus Dilakukan Jika Anda Menganggapnya Lebih Baik?

“Adapun shalat jama'ah, aku tidaklah memberi keringanan bagi seorang pun untuk meninggalkannya kecuali bila ada udzur.”[15]

Berikut ini beberapa keutamaan shalat berjamaah di masjid.

1. Memunihi panggilan azan dengan niat untuk melaksanakan shalat berjamaah.

2. Bersegera untuk shalat di awal waktu.

3. Berjalan menuju masjid dengan tenang (tidak tergesa-gesa).

4. Masuk ke masjid sambil berdoa.

5. Shalat tahiyyatul masjid ketika masuk masjid. Semua ini dilakukan dengan niat untuk melakukan shalat berjamaah.

6. Menunggu jamaah (yang lain).

7. Doa malaikat dan permohonan ampun untuknya.

8. Persaksian malaikat untuknya.

9. Sebutkan panggilan iqamat.

10. Terjaga dari gangguan setan karena setan lari ketika iqamat dikumandangkan.

11. Berdiri menunggu imam takbirnya.

12. Mendapati takbiratul ihram.

13. Merapikan shaf dan menutup celah (bagi setan).

1 4 . Menjawab imam saat mengucapkan sami'allah.

15. Secara umum terjaga dari kelupaan.

16. Akan memperoleh kekhusyukan dan keselamatan dari kelalaian.

17. Memosisikan keadaan yang bagus.

18. Mendapatkan perlindungan malaikat.

19. Melatih untuk memperbaiki bacaan al-Qur'an.

20. Menampakkan syiar Islam.

21. Membuat marah (merendahkan) setan dengan berjamaah di atas ibadah, saling ta'awun di atas ketaatan, dan menumbuhkan rasa giat bagi orangorang yang malas.

22. Terjaga dari sifat munafik.

23. Menjawab salam imam.

24. Memanfaatkan manfaat dengan berjamaah atas doa dan zikir serta mengembalikan berkah orang yang mulia kepada orang yang lebih rendah.

25. Terwujudnya persatuan dan persahabatan antartetangga dan terwujudnya pertemuan setiap waktu shalat.

26. Diam dan mendengarkan dengan saksama bacaan imam serta mengucapkan “amiin” saat imam membaca “amiin”, agar bertepatan dengan ucapan amin para malaikat.[16]

Masih banyak dalil-dalil lainnya mengenai wajib dan keutamaan shalat berjamaah di masjid.

➡https://muslimafiyah.com/10-alasan-kenapa-laki-laki-harus-shalat-berjamaah-di-masjid.html

KEUTAMAAN SHALAT BERJAMAAH DI MASJID

Shalat berjamaah di masjid, memiliki keutamaan yang sangat banyak, diantaranya:

▪Barangsiapa yang hatinya terpaut dengan masjid, akan mendapatkan perlindungan dari Allah Ta'ala pada hari kiamat

Dalilnya adalah sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam,

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ، يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ

”Terdapat tujuh golongan yang akan mendapatkan perlindungan dari Allah, pada hari tidak ada naungan kecuali naungan-Nya…”

dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menyebutkan salah satunya yaitu,

وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي المَسَاجِدِ

“dan seorang lelaki yang hatinya terpaut dengan masjid.” (Muttafaq 'alaih)

An-Nawawi rahimahullah berkata, ”Maksudnya adalah sangat mencintai masjid dan senantiasa melaksanakan shalat berjamaah di dalamnya.”

▪Langkah orang-orang yang pergi menuju masjid itu dicatat

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

يَا بَنِي سَلِمَةَ دِيَارَكُمْ تُكْتَبْ آثَارُكُمْ

”Wahai Bani Salimah, tetaplah di rumah-rumah kalian, niscaya langkah-langkah kalian akan dicatat.” (HR.Muslim)

[Hadits ini berkenaan dengan keinginan Bani Salimah untuk pindah ke dekat masjid karena daerah di sekitar masjid kosong. Keinginan itu didengar oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian beliau bersabda sebagaimana hadits tersebut di atas, pent.]

▪ Sesungguhnya Allah Ta'ala menetapkan pahala bagi orang yang berangkat menuju masjid dan kembali lagi ke rumahnya

sejatinya ada seorang lelaki dari kaum Anshar yang berkata kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam,

مَا يَسُرُّنِي أَنَّ مَنْزِلِي إِلَى جَنْبِ الْمَسْجِدِ، إِنِّي أُرِيدُ أَنْ يُكْتَبَ لِي مَمْشَايَ إِلَى الْمَسْجِدِ، Panduan Pengguna yang Dapat Diatur

”Saya tidak ingin rumahku berada di dekat masjid. Saya ingin agar menetapkan pahala dari langkahku ke masjid dan dari langkahku saat kembali ke keluargaku.”

Maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

قَدْ جَمَعَ اللهُ لَكَ ذَلِكَ كُلَّهI

“Allah telah mengumpulkan semuanya untukmu.” (HR.Muslim)


▪Salat jamaah adalah karena terhapusnya dosa dan diangkatnya derajat

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

أَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى مَا يَمْحُو اللهُ بِهِ الْخَطَايَا، وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتِ؟

”Maukah aku menunjukkan kepada kalian sesuatu yang di dekatnya Allah Ta'ala akan menghapus dosa-dosa dan mengangkat derajat kalian?”

Para shahabat berkata, “Ya, wahai Rasulullah.”

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

الْوُضُوءِ عَلَى الْمَكَارِهِ، وَكَثْرَةُ الْخُطَا إِلَى الْمَسَاجِدِ، dan بَعْدَ الصَّلَاةِ، Layanan Pelanggan فَذَلِكُمُ الرِّبَاطُ،

”Menyempurnakan wudhu ketika dalam keadaan sulit, memperbanyak langkah menuju masjid (untuk shalat berjamaah, pent.), dan menunggu shalat sesudahnya selesai mengerjakan shalat. Yang demikian itu adalah perjuangan dan perjuangan.” (HR.Muslim)

Yang dimaksud langkah dalam hadits ini adalah pada waktu berangkat dan pulang dari masjid. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ رَاحَ إِلَى مَسْجِدِ الْجَمَاعَةِ فَخَطْوَةٌ تَمْحُو Pengoperasian Perangkat Keras yang Dapat Diandalkan

”Barangsiapa yang berangkat masjid untuk shalat berjamaah, menuju satu langkah akan Menghapus dosa dan langkah berikutnya dicatat sebagai kebaikan, baik pada saat berangkat maupun kembali.” (HR. Ahmad, dan di-shahih-kan oleh Syaikh Ahmad Syakir)

Bahkan yang lebih hebat lagi adalah sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam,

Perlindungan Lingkungan dan Perlindungan Lingkungan كَتَبَ لَهُ كَاتِبَاهُ أَوْ كَاتِبُهُ، بِكُلِّ خُطْوَةٍ يَخْطُوهَا إِلَى الْمَسْجِدِ عَشْرَ حَسَنَاتٍ، وَالْقَاعِدُ يَرْعَى الصَّلَاةَ كَالْقَانِتِ، وَيُكْتَبُ مِنَ الْمُصَلِّينَ مِنْ حِينِ يَخْرُجُ مِنْ بَيْتِهِ حَتَّى يَرْجِعَ إِلَيْهِ

”Jika seseorang bersuci kemudian pergi ke masjid untuk memelihara shalatnya, maka dicatat sebanyak sepuluh kebaikan untuk setiap langkahnya ke masjid

”Jika seseorang bersuci kemudian pergi ke masjid untuk memelihara shalatnya, maka dicatat sebanyak sepuluh kebaikan untuk setiap langkahnya ke masjid. Dan orang yang duduk (menunggu shalat) untuk memelihara shalatnya, dia seperti orang yang melakukan ketaatan dan dicatat sebagai orang yang mengerjakan shalat ketika keluar dari rumahnya sampai kembali lagi.” (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban. Di-shahih-kan oleh Syaikh Albani).

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ مُتَطَهِّرًا إِلَى صَلَاةٍ مَكْتُوبَةٍ Layanan Pelanggan

”Barangsiapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan berwudhu untuk menunaikan shalat wajib, maka pahalanya seperti pahala orang yang berihram untuk melaksanakan haji.” (HR. Abu Dawud, di-hasan-kan oleh Syaikh Albani)

Ini adalah pahala berangkat untuk menunaikan shalat, lalu bagaimana dengan pahala shalat itu sendiri?

▪Orang yang berangkat shalat mendapatkan jaminan dari Allah Ta'ala

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

ثَلَاثَةٌ كُلُّهُمْ ضَامِنٌ عَلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ

”Terdapat tiga golongan yang semuanya mendapatkan jaminan dari Allah 'Azza wa Jalla…”

Disebutkan salah satunya yaitu,

وَرَجُلٌ رَاحَ إِلَى الْمَسْجِدِ، فَهُوَ ضَامِنٌ عَلَى اللَّهِ حَتَّى يَتَوَفَّاهُ فَيُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ، أَوْ يَرُدَّهُ بِمَا نَالَ مِنْ أَجْرٍ وَغَنِيمَةٍ

“..dan seorang yang berangkat ke masjid maka dia mendapatkan jaminan dari Allah, Dia mewafatkannya, lalu memasukkannya ke dalam surga atau mengembalikannya ke rumah dengan membawa pahala dan keberuntungan.” (HR. Abu Dawud, di-shahih-kan oleh Syaikh Albani).

Jaminan siapa yang lebih dapat dipercaya daripada jaminan dari Allah?

▪Orang yang berangkat shalat sama dengan menunaikan shalat sampai dia kembali

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

Perlindungan Lingkungan dan Perlindungan Lingkungan عَامِدًا إِلَى الْمَسْجِدِ فَلَا يُشَبِّكَنَّ يَدَيْهِ فَإِنَّهُ sebelum tidur

”Jika salah seorang dari kalian berwudhu dan menyempurnakan wudhunya, kemudian berangkat ke masjid, maka janganlah menyilangkan jari-jemarinya karena sesungguhnya dia dalam keadaan shalat.” (HR. Abu Dawud, dan di-shahih-kan oleh Syaikh Albani)

▪Kabar gembira dengan cahaya yang sangat terang pada hari berhenti bagi orang-orang yang berjalan ke masjid dalam kegelapan

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

Layanan Pelanggan dan Layanan Pelanggan التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

”Berikanlah kabar gembira bagi orang-orang yang berjalan ke masjid dalam kegelapan dengan cahaya yang sangat terang pada hari berhenti.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, di-shahih-kan oleh Syaikh Albani).

Cahaya yang sangat terang pada hari berhenti itu menandakan cahaya wajah kaum mukminin di hari berhenti. Allah Ta'ala berfirman,

نُورُهُمْ يَسْعَى بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا

”Cahaya mereka berdiri di hadapan dan di sebelah kanan mereka, mereka sambil berkata, 'Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami.'” (QS. At-Tahrim : 8)

Kabar gembira apa yang lebih membahagiakan daripada kabar gembira ini?

▪Allah menyediakan jamuan dari surga bagi orang yang berangkat ke masjid pada pagi dan sore hari

Dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda,

مَنْ غَدَا إِلَى المَسْجِدِ وَرَاحَ، أَعَدَّ اللَّهُ لَهُ نُزُلَهُ مِنَ الجَنَّةِ كُلَّمَا غَدَا أَوْ رَاحَ

”Barangsiapa yang pergi ke masjid pada pagi atau sore hari, maka Allah akan menyediakan an-nuzul (jamuan) dari surga untuknya setiap kali dia pergi pada pagi dan sore hari.” (Muttafaq 'alaih)

Yang dimaksud dengan “an-nuzul” adalah jamuan yang disediakan pada saat kedatangan tamu atau yang lainnya. Bagaimana lagi dengan jamuan yang disediakan oleh Allah Ta'ala?

▪Allah Ta'ala bergembira karena kehadiran hamba-Nya di masjid untuk menunaikan shalat di dalamnya

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

لَا يَتَوَضَّأُ أَحَدُكُمْ فَيُحْسِنُ وُضُوءَهُ وَيُسْبِغُهُ، ثُمَّ يَأْتِي الْمَسْجِدَ لَا يُرِيدُ إِلَّا الصَّلَاةَ فِيهِ، إِلَّا تَبَشْبَشَ اللَّهُ إِلَيْهِ كَمَا يَتَبَشْبَشُ أَهْلُ الْغَائِبِ بِطَلْعَتِهِ

”Tidaklah salah seorang di antara kalian berwudhu dengan bagus dan sempurna, kemudian mendatangi masjid tanpa maksud lain selain shalat, kecuali Allah akan berseri-seri wajah-Nya sama gembiranya seseorang ketika menemukan kembali saudaranya yang pulang dari perjalanan.” (HR. Ibnu Khuzaimah di dalam Shahih-nya, dan di-shahih-kan oleh Syaikh Albani)

Imam Ibnul Atsir rahimahullah berkata, ”Yang dimaksud berseri-seri adalah kegembiraan dan berbagai seseorang dengan sahabatnya.”

▪Keutamaan menunggu untuk shalat

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

أَحَدُكُمْ مَا قَعَدَ يَنْتَظِرُ الصَّلَاةَ، فِي صَلَاةٍ، مَا لَمْ يُحْدِثْ، تَدْعُو لَهُ الْمَلَائِكَةُ: اللهُمَّ اغْفِرْ لَهُ، اللهُمَّ ارْحَمْه

”Salah seorang di antara kalian yang duduk untuk menunggu shalat, maka dia dalam keadaan shalat selama tidak berhadats. Malaikat mendoakannya, 'Ya Allah, ampunilah dia, Ya Allah rahmatilah dia.'” (HR. Muslim

▪Keutamaan shaf pertama

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الأَوَّلِ، ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِلَّا أَنْ يَسْتَهِمُوا عَلَيْهِ لاستَهَمُوا

”Seandainya orang-orang mengetahui keutamaan yang ada di balik adzan dan shaf pertama dan mereka tidak akan sampai kecuali dengan mengadakan undian, niscaya mereka akan mengadakan undian.” (HR.Bukhari)

Tidak adanya penjelasan dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menunjukkan bahwa keutamaannya tidak bisa dibayangkan. Dan tidak ada perlombaan kecuali untuk memperebutkan sesuatu yang layak diperebutkan. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

وَإِنَّ الصَّفَّ الْأَوَّلَ عَلَى مِثْلِ صَفِّ الْمَلَائِكَةِ وَلَوْ عَلِمْتُمْ مَا فَضِيلَتُهُ لَابْتَدَرْتُمُوهُ

"Sejujurnya shaf pertama itu seperti shaf malaikat. Seandainya kalian mengetahui keutamaannya, niscaya kalian akan saling memperebutkannya." (HR.Abu Dawud)

Syaikh Ahmad Albana berkata, ”Yang dimaksud dengan seperti shaf malaikat adalah dekat dengan Allah Ta'ala dan mendapat curahan rahmat.”

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الصُّفُوفِ الْأُوَلِ

“Sesungguhnya Allah Ta'ala dan malaikat-Nya bershalawat untuk orang-orang yang berada di shaf pertama.” (HR. Abu Dawud, di-shahih-kan oleh Syaikh Albani)

Di antara yang disampaikan dengan shalawat Allah kepada mereka adalah sebagaimana yang disampaikan oleh Al-Ashfahani rahimahullah adalah Allah menyucikan mereka. Adapun yang dimaksud dengan shalawat malaikat adalah doa dan mohon ampun. Betapa bahagianya seseorang yang dipuji oleh Allah dan didoakan serta dimintakan ampun oleh para malaikat.

An-Nasa'i rahimahullah meriwayatkan dari 'Irbadh bin Sariyah radhiyallahu 'anhu, beliau berkata,

كَانَ يُصَلِّي عَلَى الصَّفِّ الْأَوَّلِ ثَلَاثًا وَعَلَى الثَّانِي وَاحِدَةً

”Rasulullah bershalawat untuk orang-orang yang berada di shaf pertama sebanyak tiga kali dan untuk orang-orang yang berada di shaf kedua sebanyak satu kali.” (HR. An-Nasa'i, dan di-shahih-kan oleh Syaikh Albani).

As-Sindi rahimahullah berkata, ”Maksudnya Nabi mendoakan mereka dengan rahmat dan memohon ampun untuknya.”

▪Keutamaan shaf di sebelah kanan

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى مَيَامِنِ الصُّفُوفِ

” Allah SWT dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang berada di shaf sebelah kanan.” (HR. Ibnu Majah dengan sanad hasan)

▪Keutamaan menyambung shaf dan memenuhi shaf yang masih renggang

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ وَصَلَ صَفًّا وَصَلَهُ اللَّهُ، وَمَنْ قَطَعَ صَفًّا قَطَعَهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ

”Barangsiapa yang menyambung shaf, maka Allah akan menyambungnya. Barangsiapa memutus shaf, maka Allah akan memutusnya.” (HR. An-Nasa'i dan Abu Dawud, di-shahih-kan oleh Syaikh Albani)

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

خِيَارُكُمْ أَلْيَنُكُمْ مَنَاكِبًا فِي الصَّلَاةِ، وَمَا تَخَطَّى Layanan Pelanggan yang Dapat Diperpanjang رَجُلٌ إِلَى فُرْجَةٍ فِي الصَّفِّ فَسَدَّهَا

”Yang terbaik di antara kalian adalah yang paling mudah diatur untuk menata shaf. Tidak ada langkah yang lebih besar pahalanya daripada langkah seorang menuju shaf yang masih renggang, kemudian dia menutupinya.” (HR. Thabrani, di-hasan-kan oleh Syaikh Albani)

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ سَدَّ فُرْجَةً فِي صَفٍّ رَفَعَهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَةً، وَبَنَى لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ

”Barangsiapa yang menutupi shaf yang renggang, maka Allah akan meninggikannya satu derajat dan akan membangun sebuah rumah di surga untuknya.” (HR. Thabrani, di-shahih-kan oleh Syaikh Albani)

Di mana lagi keutamaan ini bisa diperoleh kecuali di dalam masjid?

PERINTAH MENGHADIRI SALAT SUBUH DAN 'ISYA BERJAMAAH

Imam An-Nawawi Rahimahullahu Ta'ala berkata:

Perlindungan Lingkungan dan Perlindungan Lingkungan

“Bab perintah untuk menghadiri shalat subuh dan shalat 'isya berjamaah.”

Dari Utsman bin Affan Radhiyallahu 'Anhu, beliau berkata: “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ صَلَّى العِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ، فَكَأنَّمَا قَامَ نِصْفَ اللَّيْلِ، وَمَنْ صَلَّى الصُّبْحَ في جَمَاعَةٍ، فَكَأنَّمَا صَلَّى اللَّيْلَ كُلَّهُ

“Barangsiapa mengerjakan shalat isya' dengan berjamaah (di masjid bersama kaum muslimin), maka sama dengan dia shalat setengah malam. Dan barangsiapa yang mengerjakan shalat subuh juga dengan berjamaah, maka seolah-olah dia akan shalat malam sepenuhnya.” (HR Muslim)

Dan di dalam riwayat Imam At-Tirmidzi, dari Utsman bin Affan Radhiyallahu 'Anhu, beliau berkata: “Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ شَهِدَ العِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ كَانَ لَهُ قِيَامُ نِصْفَ لَيلَةٍ، وَمَنْ صَلَّى العِشَاءَ وَالفَجْرَ فِي جَمَاعَةٍ، كَانَ لَهُ كَقِيَامِ لَيْلَةٍ

“Barangsiapa yang ikut shalat isya' dengan berjamaah, maka sepanjang pahala seperti orang yang shalat setengah malam. Dan barangsiapa yang mengerjakan shalat isya' dan shalat subuh dengan berjamaah, maka baginya ibarat seorang yang shalat semalam penuh.” (HR. Tirmidzi)

Dua hadits ini menjelaskan kepada kita tentang keutamaan doa shalat, yaitu shalat subuh dan isya' secara berjamaah di masjid-masjid kaum muslimin, bukan berjamaah di rumah.

Di antara pelajaran yang diambil dari hadits ini adalah:

Kita diperintahkan untuk melaksanakan shalat subuh dan shalat isya' secara berjamaah. Karena orang yang menjalankan doa shalat ini, maka terhadap shalat yang lainnya akan lebih menjaganya. Karena shalat subuh dan isya' termasuk shalat yang berat.

Ketika seorang yang sedang shalat ini, berarti ini di antara tanda-tanda keimanan seseorang. Karena doa shalat ini banyak ditinggalkan oleh orang-orang munafik dizaman Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.

Maka jangan kita menanamkan dalam diri kita sifat-sifat kemunafikan. Di antara sifat kemunafikan adalah tidak shalat berjamaah isya' dan subuh.

MERANGKAK MENDATANGI SHALAT ISYA' DAN SUBUH

Hadits berikutnya, Imam An-Nawawi Rahimahullah berkata:

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Ta'ala 'Anhu, beliau berkata: “Bahwasanya Rasulullah Shallallahu wasallam bersabda:

وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا في العَتَمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوَاً

“Seandainya mereka mengetahui apa yang ada pada shalat isya' dan shalat subuh (berupa pahala yang Allah siapkan), niscaya mereka akan mendatangi shalat tersebut meskipun dengan berjanji.” (Muttafaqun 'alaih)

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Ta'ala 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

لَيْسَ صَلاَةٌ أثْقَلَ عَلَى المُنَافِقِينَ مِنْ صَلاَةِ الفَجْرِ وَالعِشَاءِ، وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لأَتَوْهُمَا dan حبْواً

“Tidak ada satu shalat pun yang lebih berat bagi orang-orang munafik yang melebihi shalat subuh dan shalat isya'. Seandainya mereka mengetahui apa yang disiapkan oleh Allah Ta'ala bagi dua shalat itu, maka mereka akan datang untuk mengerjakan shalat itu meskipun dengan minimal.” (Muttafaqun 'alaih)

Itulah keutamaan shalat, khususnya shalat subuh dan shalat isya'. Maka perhatikan betul shalat-salat kita sebagaimana Allah Ta'ala berfirman:

حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ الْوُسْطَىٰ…

“Jagalah shalat-salat itu dan shalat yang tengah (ashar)…” (QS. Al-Baqarah[2]: 238)

➡https://www.radiorodja.com/51190-perintah-menghadiri-shalat-subuh-dan-isya-berjamaah/

WAHAI KAUM PRIA.. ANDA AKAN MENYESAL TIDAK SHOLAT BERJAMA'AH DI MASJID

Agar Tetap Semangat (dan terkadang memang harus di jabarkan matematika-nya ke manusia di zaman sekarang agar lebih paham):

Seseorang yang sholat berjama'ah di Masjid, maka pahalanya :

Dalam 1 Hari: 17 roka'at x 27 kali pahala = 459 roka'at (vs. 17 roka'at di Rumah)

Dalam 1 Bulan: 459 x 30 hari = 13.770 roka'at (vs. 510 roka'at di Rumah)

Dalam 1 Tahun: 13.770 x 12 bulan = 165.240 roka'at (vs. 6.120 roka'at di Rumah)

Sholat berjama'ah 5 waktu sehari di Masjid selama 1 tahun penuh in-syaa Allah dapat 165.240 roka'at. Beda dengan sholat 5 waktu dirumah hanya 6.120 roka'at.

Sedangkan untuk wanita, tetap 'LEBIH UTAMA' sholat di rumah-rumah/kamar mereka meskipun tak terlarang ke Masjid dengan beberapa syarat yang telah disampaikan oleh para Ulama.

Lalu.. perhatikan hadits-hadits berikut:

⚉ HADITS PERTAMA : Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ تَطَهَّرَ فِى بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِىَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ Layanan Pelanggan yang Dapat Diperpanjang دَرَجَةً

“Barangsiapa bersuci di rumahnya lalu dia berjalan menuju salah satu dari rumah Allah (yaitu masjid) untuk menunaikan kewajiban yang telah Allah wajibkan, maka SALAH SATU LANGKAH KAKINYA akan MENGHAPUSKAN DOSA dan LANGKAH KAKI LAINNYA akan MENINGGIKAN DERAJATNYA.” (HR.Muslim, no.666)

Orang yang melakukan hal semacam ini akan mendapatkan dua kebaikan: (1) ditinggikan derajatnya, (2) akan dihapuskan dosa-dosa. Maasya Allah…

⚉ HADITS KEDUA :

عَنْ أُبَىِّ بْنِ كَعْبٍ قَالَ كَانَ رَجُلٌ لاَ أَعْلَمُ رَجُلاً أَبْعَدَ مِنَ الْمَسْجِدِ مِنْهُ وَكَانَ لاَ تُخْطِئُهُ صَلاَةٌ – قَالَ – فَقِيلَ لَهُ أَوْ قُلْتُ لَهُ لَوِ اشْتَرَيْتَ حِمَارًا تَرْكَبُهُ فِى الظَّلْمَاءِ وَفِى الرَّمْضَاءِ . قَالَ مَا يَسُرُّنِى أَنَّ مَنْزِلِى إِلَى جَنْبِ الْمَسْجِدِ إِنِّى أُرِيدُ أَنْ يُكْتَبَ لِى مَمْشَاىَ إِلَى الْمَسْجِدِ وَرُجُوعِى إِذَا رَجَعْتُ إِلَى أَهْلِى. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « قَدْ جَمَعَ اللَّهُ لَكَ ذَلِكَ كُلَّهُ »

“Dulu ada seseorang yang tidak aku kenali seorang pun yang jauh rumahnya dari masjid selain dia. Orang tadi lalu menjawab, “Aku tidak senang jika rumahku di samping masjid. Aku ingin mencatat suhu dingin langkah kakiku masjid dan langkahku ketika pulang menuju kembali ke keluargaku.” Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh Allah telah mencatat bagimu seluruhnya.” (HR.Muslim, no.663)

Imam Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim (5:149) mengatakan,

Nama : إِثْبَات الثَّوَاب فِي الْخُطَا فِي الرُّجُوع مِنْ الصَّلَاة كَمَا يَثْبُت فِي الذَّهَابِ .

“Dalam hadits ini terdapat dalil bahwa langkah kaki ketika pulang dari shalat akan diberi ganjaran sebagaimana perginya.”

Jadi andaikan rumah kita berjarak 200 m dari Masjid, pergi dan pulang menjadi 400 m, dan jika setiap langkah kaki kita menghitungnya adalah 1/2 meter, maka ada DUA langkah kaki dalam 1 meternya dimana 1 langkah Menghapuskan dosa dan langkah lainnya meninggikan derajat.. lalu berapa total langkah yang kita lakukan saat pergi ke Masjid dan saat pulang ke rumah ..? … 400 x 2 langkah = 800 langkah…

Artinya in-syaa Allah (berdasakan hadits PERTAMA diatas) orang yang pergi sholat berjama'ah dan pulang setelahnya, satu langkah kakinya menghapuskan dosa dan satu langkah kaki lainnya meninggikan derajat, maka Allah akan mengampuni 400 dosa dan tinggikan 400 derajat setiap selamanya… bagaimana bila 5 kali ke Masjid setiap harinya..?! apalagi setiap bulannya..?! APALAGI setiap tahunnya.?! 

KEUTAMAAN BERJALAN MENUJU MASJID

Terdapat keutamaan yang besar dalam amal berupa berjalan menuju masjid.

Pahala Besar dengan Berjalan Menuju Masjid

Sebenarnya, pahala yang paling besar adalah yang paling jauh rumahnya dari masjid. Para fuqaha (ulama ahli fiqih) rahimahumullah menegaskan menganjurkannya memperpendek langkah menuju masjid dan tidak tergesa-gesa (alias berjalan dengan tenang) ketika menuju masjid. Hal ini untuk memperbanyak pahala kebaikan ketika berjalan menuju masjid, berdasarkan berbagai dalil yang menunjukkan adanya keutamaan memperbanyak langkah menuju masjid. [1]

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

أَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى مَا يَمْحُو اللهُ بِهِ الْخَطَايَا، وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتِ؟ قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ: إِسْبَاغُ الْوُضُوءِ عَلَى الْمَكَارِهِ، وَكَثْرَةُ الْخُطَا إِلَى الْمَسَاجِدِ، Perlindungan Lingkungan dan Perlindungan Lingkungan

“Maukah kalian aku menunjukkan kepada suatu amal yang dapat menghapus kesalahan (dosa) dan meninggikan derajat?” Para sahabat menjawab, “Ya, wahai Rasulullah.” Rasulullah bersabda, ”(Yaitu) menyempurnakan wudhu dalam kondisi sulit, banyaknya langkah menuju masjid, menunggu shalat setelah mendirikan shalat. Itulah ar-ribath (kebaikan yang banyak).” (HR.Muslim no.251)

Berjalan Kaki Ke Masjid Meskipun Jauh

Dari Abu Musa radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

Perlindungan Lingkungan dan Perlindungan Lingkungan فَأَبْعَدُهُمْ مَمْشًى وَالَّذِي يَنْتَظِرُ الصَّلاَةَ حَتَّى يُصَلِّيَهَا مَعَ الإِمَامِ أَعْظَمُ أَجْرًا مِنَ الَّذِي يُصَلِّي، ثُمَّ يَنَامُ

“Orang yang paling banyak mendapatkan pahala dalam shalat adalah mereka yang paling jauh (jarak rumahnya ke masjid), karena jarak paling jauh perjalanannya menuju masjid. Dan orang yang menunggu shalat hingga dia melaksanakan shalat bersama imam itu lebih besar pahalanya dari orang yang melaksanakan shalat kemudian tidur.” (HR. Bukhari no. 651 dan Muslim no. 662)

Hadits-hadits tersebut menunjukkan keutamaan rumah yang jauh dari masjid, karena banyaknya langkah menuju masjid yang menghasilkan pahala yang besar. Besarnya pahala itu karena jauhnya rumah dari masjid dan juga karena bolak-balik pergi ke masjid.

Dari 'Ubay bin Ka'ab radhiyallahu 'anhu, dia berkata,

كَانَ رَجُلٌ لَا أَعْلَمُ رَجُلًا أَبْعَدَ مِنَ الْمَسْجِدِ مِنْهُ، وَكَانَ لَا تُخْطِئُهُ صَلَاةٌ، قَالَ: فَقِيلَ لَهُ: أَوْ قُلْتُ لَهُ: لَوْ اشْتَرَيْتَ حِمَارًا تَرْكَبُهُ فِي الظَّلْمَاءِ، وَفِي الرَّمْضَاءِ، قَالَ: مَا يَسُرُّنِي أَنَّ مَنْزِلِي إِلَى جَنْبِ الْمَسْجِدِ، إِنِّي أُرِيدُ أَنْ يُكْتَبَ لِي مَمْشَايَ إِلَى Perlindungan Lingkungan dan Perlindungan Lingkungan رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: قَدْ جَمَعَ اللهُ لَكَ ذَلِكَ كُلَّهُ

“Seseorang yang setahuku tidak ada lagi yang lebih jauh (rumahnya) dari masjid, dan dia tidak pernah ketinggalan dari shalat.'Ubay berkata, maka ia diberi saran atau kusarankan, “Bagaimana sekiranya jika kamu membeli khusus untuk kamu kendarai saat gelap atau saat panas terik?” Laki-laki itu menjawab, “Aku tidak ingin rumahku di samping masjid, karena aku ingin jalanku ke masjid dan kepulanganku ke rumah semua dicatat (pahala).” Maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta'ala telah mengumpulkan kalian semuanya tadi.” (HR.Muslim no.663)

Lihatlah saudaraku, adanya pahala yang besar dari Allah Ta'ala bagi orang-orang yang pergi menuju masjid dan juga ketika berjalan pulang dari masjid. Oleh karena itu, sahabat tersebut lebih memilih untuk berjalan kaki meskipun rumahnya jauh dari masjid.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ، ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مَنْ بُيُوتِ اللهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللهِ، كَانَتْ Layanan Pelanggan yang Dapat Diandalkan دَرَجَةً

“Barangsiapa bersuci di rumahnya, kemudian berjalan ke salah satu rumah Allah (masjid) untuk menjalankan kewajiban yang Allah tetapkan, maka kedua langkahnya, yang satu menghapus kesalahan dan satunya lagi meninggikan derajat.” (HR.Muslim no.666)


Dalam hadits-hadits tersebut dan lainnya, terdapat motivasi untuk bersungguh-sungguh mengunjungi masjid dengan berjalan kaki, bukan dengan naik kendaraan, meskipun rumahnya agak jauh. Hal ini dengan catatan, selama hal itu tidak menimbulkan masyaqqah (kesulitan) dan juga selama tidak ada 'udzur (misalnya, sudah tua renta dan yang lainnya). Juga motivasi agar tidak membiasakan diri naik kendaraan ketika masjid, jika jarak menuju masjid tersebut masih bisa terjangkau dengan berjalan kaki. [ di salin. Oleh ustadz sobari


➡https://muslim.or.id/54513-keutamaan-berjalan-menuju-masjid.html

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)