Perayaan Peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) memiliki makna dan tujuan yang mendasar agar senantiasa meingkatkan dan memperbaharui nilai-nilai kesatuan, persatuan serta nasionalisme dari tiap-tiap rakyat Indonesia. Karena pada dasarnya nilai-nilai tersebut perlu untuk diperbaharui serta ditingkatkan agar keberlangsungan negara Indonesia tetap terjaga. Melalui rasa cinta terhadap tanah air di negeri ini, harapan dengan meningkatkan dan memperbaharui prilaku dapat menerapkan semangat nasionalisme pada hal-hal positif yang berguna bagi negara Indonesia.
Sebagai bentuk terima kasih atas jasa para pejuang kemerdekaan pada masa penjajahan, kemerdekaan sudah sepatutnya diisi oleh pembangunan di segala bidang. Hal tersebut bertujuan untuk membuat Indonesia menjadi negara yang maju dan dapat bersaing dengan negara lainnya. Dengan begitu, perjuangan para tokoh dapat terbayarkan dengan membangun Indonesia menjadi lebih baik lagi.
Hari Kebangkitan Nasional dapat menjadi sumber semangat nasionalisme serta kesadaran masyarakat untuk menggabungkan diri dalam wadah organisasi menjadi salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menumbuh kembangkan rasa persatuan. Hari Kebangkitan Nasional berfungsi sebagai pelecut semangat para generasi muda untuk terus mempersiapkan diri menghadapi persaingan yang semakin kompetitif dan senantiasa tetap menjaga persatuan antar bangsa.
Dikutip dari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan karya Yuyus Kardiman, dkk, berikut adalah arti penting kebangkitan nasional bagi generasi muda:
Salah satu masalah bangsa yang dihadapi saat ini adalah terbatasnya pelaksanaan pendidikan formal akibat pandemi. Tantangan guru menjadi lebih besar dikarenakan harus dituntut tetap mampu menghadirkan generasi muda penerus bangsa yang berkarakter dan berwawasan global demi kelangsungan negara di masa depan.
untuk meneladani tokoh pejuang kemerdekaan antara lain , Ensiklopedia Pahlawan Nasional Kementerian pendidikan dan Kebudayaan, berikut ada atujuh tokoh pahlawan setelah tahun 1908.
1. Wahidin Sudirohusodo tahun (1852-1917) ...2. dr. Sutomo tahun (1888-1938) ... 3. dr. Cipto Mangunkusumo tahun (1886-1943) .4. Abdul Muis tahun (1883-1959) 5. Oto Iskandardinata tahun 1897-1945) 6. Kiai Haji Ahmad Dahlan tahun (1868-1923)..
Melalui momen Kebangkitan Nasional itulah semua stakeholders yang terlibat di bidang pendidikan diingatkan kembali untuk terus memlihara, dan menguatkan semangat gotong royong sebagai landasan dalam pelaksanaan pembangunan dunia pendidikan Indonesia agar optimis dan progresif dalam kondisi apapun. dengan melalui kurikulum merdeka ini guru dan siswa di tuntut kreaif dan inovatif.
Ungkapan dari John F. Kennedy sangat tepat untuk menggambarkan cara membangkitkan dukungan rakyat kepada negara. “Jangan kau tanya apa yang diberikan negara kepadamu, tapi tanyakan apa yang bisa kau berikan kepada negaramu”. Kalimat tersebut menggambarkan bahwa rakyat dituntut pengorbanannya oleh negara dalam rangka membangun, memajukan, dan menumbuhkan semangat rasa memiliki sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari negara itu sendiri.
Melalui proses panjang, para pendiri negara telah merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang digali dari budaya, norma, adat dan kebiasaan rakyat Indonesia yang beraneka ragam suku, budaya, ras dan agama. Sudah semakin terasa sekarang bahwa jiwa patriot, nasionalisme, dan kepahlawanan sebagai bangsa mulai memudar. Pancasila sebagai nilai-nilai inspirasi yang terwujud dalam lima sila sebagai dasar negara telah semakin ditinggalkan dan dilupakan.
Banyak indikasi yang mengarah kepada hal tersebut, seperti terjadinya kasus korupsi, krisis moral dan etika, kecenderungan orang-orang yang lebih mengutamakan kepentingan sendiri, kelompok atau partai daripada kepentingan umum dan orang banyak, terjadinya benturan antar kelompok penganut agama, perilaku penguasa yang jauh dari sikap kepatutan dan tidak bisa memberi contoh baik kepada masyarakat dan bahkan munculnya indikasi terjadinya perbuatan makar terhadap negara.
Banyak cara dapat dilakukan untuk menumbuhkan kembali jiwa nasionalisme dan cinta tanah air. Bangkitkan kembali rasa memiliki terhadap negara, jangan memunculkan perasaaan benci terhadap negara. Hindarkan sikap acuh tak acuh terhadap keadaan lingkungan, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat dan lingkungan perkembangan negara. ( diolah dari berbagai sumber) oleh : Subari guru SMP Ngeri 1 Pandaan Kabupaten Pasuruan Jawa Timur)
Tulis Komentar