Kiat sukses Mengharap Ridho orangtua dan Illahi

$rows[judul] Keterangan Gambar : Foto ustadz subari

KIAT   SUKSES MERAIH RIDHO ILLAHI DAN ORANGTUA

Kesuksesan meraih sesuatu merupakan dambaan setiap insan manusia hidup. Namun, dalam perjalanan hidup untuk meraih kesuksesan tersebut, seringkali manusia lupa bahwa keberhasilan sejati tidak hanya diukur dari pencapaian materi atau status sosial, tetapi juga  ada keberkahan yang menyertainya. 

Melalui kacamata keagamaan dan budaya kita, terdapat dua rida yang menjadi kunci utama untuk meraih kesuksesan yang tidak hanya gemilang secara duniawi, tetapi juga membawa keberkahan: rida ILLAHI Allah SWT dan Rida orang tua.

Dua rida ini ibarat satu jalan yang harus dilalui bersama agar kesuksesan yang diraih menjadi bermakna dan abadi. Ketika rida Allah dan rida orang tua selaras, maka keduanya akan membentuk pondasi yang kokoh bagi setiap langkah dan keputusan dalam hidup. Karena kesuksesan yang hanya mengandalkan usaha duniawi tanpa menyertakan rida keduanya seringkali terasa hampa dan mudah goyah oleh ujian kehidupan.

Ada beberapa kiat untuk Rida Allah dan orangtua, Ridho allah adalah sesuatu yang di kabulkan oleh allah lantaran dari berdoa dengan sungguh-sungguh minta kepada allah yang memberikan kehidupan ini. Sementara orang yang do'anya belum dikabulkan jangan putus asa. Terus berdoa sambil ikhiyar niscaya suatu saat akan di kabulkan doamu,percaya atau tidak  itu terserah anda. Sedangkan Ridha orangtua adalah kerelaan orang tua saat orang tua memberikan restu pada saat salaman mencium tangannya. Itulah doa orangtua bentuk kasih sayang ke pada anak kemudian  mendapatkan ridho Allah terhadap hamba-Nya. Dalam Islam, kesuksesan yang diraih tanpa rida Allah hanyalah kesuksesan yang rapuh dan sementara. Karena bentuk kesuksesan sejati adalah ketika Allah meridai setiap usaha dan pencapaian setiap insan, sehingga hasil tersebut disertai dengan keberkahan yang melimpah.

Allah berfirman dalam Surah At-Taubah ayat 24:

قُلْ اِنْ كَانَ اٰبَاۤؤُكُمْ وَاَبْنَاۤؤُكُمْ وَاِخْوَانُكُمْ وَاَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيْرَتُكُمْ وَاَمْوَالُ ِۨاقْتَرَفْتُمُوْهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسٰكِنُ تَرْضَوْنَهَآ اَحَبَّ اِلَيْكُمْ مِّنَ اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَجِهَادٍ فِيْ سَبِيْلِهٖ فَتَرَبَّصُوْا حَتّٰى يَأْتِيَ اللّٰهُ بِاَمْرِهٖۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْفٰسِقِيْنَ ࣖ

“Katakanlah, “Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.” (Q.S at-Taubah: 24)

Seorang hamba harus selalu berusaha meraih rida Allah dalam setiap langkah dan perbuatannya. Rasa puas terhadap hal-hal duniawi seharusnya menjadi pengingat agar seseorang tidak lalai dari menggapai rida Allah. Fokus berlebihan pada dunia yang fana dapat menjauhkan hati dari keridhaan Allah karena dunia hanyalah sementara, sedangkan rida Allah akan membawa ketenangan dan keberkahan sejati dan abadi dalam hidup.

Selain rida Allah, hal yang tak kalah penting dalam meraih kesuksesan adalah dengan memperoleh Ridha dari orang tua. Orang tua adalah sosok yang tidak hanya memberikan segalanya dalam kehidupan, tetapi juga sosok yang menghubungkan  doa dan harapan yang tulus untuk masa depan anak-anaknya.

Rasulullah Saw bersabda:

رِضَا اَللَّهِ فِي رِضَا اَلْوَالِدَيْنِ وَسَخَطُ اَللَّهِ فِي سَخَطِ اَلْوَالِدَيْنِ

”Rida Allah bergantung dari rida kedua orang tua dan kemurkaan Allah bergantung dari kemurkaan orang tua.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban, Hakim).

Allah memerintahkan untuk mentaati orang tua sebagai bagian dari ketaatan kepada-Nya. Ketika seseorang menaati kedua orang tuanya, maka secara tidak langsung ia mendapatkan rida Allah karena perbuatannya sesuai dengan perintah-Nya. Sebaliknya, ketika seseorang menolak ketaatan kepada orang tua, maka hal itu sama dengan menolak perintah Allah sehingga menimbulkan kemurkaan-Nya. Dengan kata lain, keridaan atau kemurkaan orang tua sangat menentukan keridaan atau kemurkaan Allah terhadap hamba-Nya.

Restu orang tua bukan sekadar persetujuan dan izin formal terhadap suatu tindakan, tetapi juga sebagai sumber kekuatan spiritual yang mampu membawa dimensi keberkahan serta membuka pintu kesuksesan dan kelancaran dalam setiap usaha yang dijalankan. Ketika orang tua memberikan restu dengan penuh doa dan harapan, hal itu akan menjadi energi positif yang menguatkan langkah dan menenangkan hati setiap anak dalam menghadapi berbagai tantangan hidup yang dijalaninya.

" Ayo Bersama Yamasa kita  bisa Umroh bersama Keluarga"

hub saya ya. 081333468586 (ustad subari)

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)