Tantangan Pembatik Tulis Asal Pasuruan di Era Digital Tantangan para pembatik tulis di pasuruan di jaman moden

$rows[judul] Keterangan Gambar : Desain motif Batik tulis Daun Mangrove dipadukan dengan daun Sirih ini merupakan cirikhas Batik Tulis Asal kecamatan kraton kabupaten Pasuruan

Pasuruan-wartapro.com (25/12)

Tantangan bagi pegiat batik tradisional  atau Batik Tulis pada zaman modern ini, sangatlah berat karena telah banyak ilmuwan menemukan membatik secara singkat dan modren. 

Hal ini di sikapi oleh kang Sobari pegiat sekaligus pelaku usaha batik tulis  asal desa bendungan kecamatan Kraton kabupaten  Pasuruan jawa timur, ia  mengajak masyarakat terus meneruskan dan melestarikan batik tulis yang selama ini mulai terkikis oleh perkembangan tenologi dan kemajuan jaman sehingga keberadaan karya batik tulis di daerahnya mulai punah. 

Proses pembuatan batik tulis secara konvensional memerlukan waktu lama dan melelahkan. sehinga para ilmuwan dan pakar ilmu tenologi melakukan riset bagaimana upaya mempercepat membatik dengan waktu yang singkat dengan menghasilkan batik yang baik. Hal ini telah dilakukan oleh  Dosen Universitas Gadjah Mada (UGM), Andi Sudiarso PhD, mencoba mengatasi kondisi itu, seperti dikutif dari laman Batik Butimo, Andi  melakukan riset dengan mengembangkan mesin batik tulis yang diteliiti dan dibuatnya sehingga mampu menghasilkan kain batik dalam waktu lebih singkat.

Mesin batik yang dikembangkannya di beri namai Butimo. Alat ini mampu menghemat waktu proses pembatikan dari yang biasanya membutuhkan waktu enam jam dipersingkat hanya tiga jam. Bahkan alat tersebut dapat menghasilkan delapan hingga 10 lembar kain batik tulis per hari.

Tak hanya itu, keunggulan lain alat ciptaannya juga mampu menghemat penggunaan malam sebagai perekat untuk pembatikan. Jika pembatikan manual membutuhkan 88 gram maka pembatikan dengan Butimo hanya memerlukan 57 gram malam. Daya tembus malam juga lebih terjaga yaitu 0,21 mm sedangkan dengan pembatikan manual ketembusan mencapai 0,11 mm. "Jadi mesin ini bisa menghasilkan waktu dalam waktu yang lebih pendek tetapi tetap mempertahankan ketembusan dan nilai seni batiknya," ungkap Andi, kemarin.

Mesin batik tulis Butimo memiliki tiga sumbu dengan panjang tiga sampai empat meter dan lebar hingga 1,5 meter. Dilengkapi dengan mekanisme pergantian canting secara otomatis untuk memudahkan pergantian canting sesuai kebutuhan proses pembatikan yang sedang berjalan.

Ia menjelaskan untuk canting mesin batik yang digunakan memiliki beberapa ragam ukuran dengan variasi ukuran dan jumlah nozzel sesuai dengan kebutuhan proses pembatikan. Terdapat canting single nozzle, dual nozzel dan multi nozzle dengan berbagai ukuran diameter.

Meski telah di temukan mesin pembatik secara modern Kang Sobari tetap ingin mempertahankan ketrampilannya membuat batik tulis secara manual bagaimanapun caranya ia akan tetap mempertahan waisan nenek moyang itu. " Ya saya akan merpertahankan budaya membatik tulis meskipun telah di temukan mesin pembatik kain  batik tulis itu waisan leluhur dan perlu di uri-uri di selamatkan dari pengaruh budaya asing ,jika tidakada yang peduli membudidaya lama -lama akan punah di telan jaman " katanya kepada media ini. 

 Dari pengamatan kang sobari selama ini banyak lembaga pendidikan atau sekolah umum sudah mulai tidak mengajarkan proses membatik tulis, ada beberapa kendala yang dialami karena berbagai alasan  diantaranya salah satunya gurunya seni budaya yang  tidak menguasai ilmu membatik, sehingga di tinggalkan ,  kedua tidak memiliki rasa memiliki budaya atau kurang empai terhadap budaya batik, ketiga malas belajar dan lebih baik beli batik  jadi daripada mengajari siswa membuat batik.

Dari pengamatan penulis selama ini melakukan Penelusuran asal usul budaya batik di kabuapten Pasuruan hanya sekitar 13 kecamatan yang masih mengembangkan budaya membatik, ada 39 pelaku usaha yang tercatat di asosiasi pembatik se kabupaten Pasuruan.  Jumlah pembatik di kabupaten Pasuruan Jawa timur  ini tidak sebanding dengan jumlah penduduk yaang mencapai 1.210.602 jiwa ( data KPU kabupaten Pasuruan) jika di bandingkan dengan jumlah penduduk tidaklah sebanding dengan perajin Batik di Kabupaten Pasuruan. 

 Untuk mempertahankan budaya batik di kabupatn Pasuruan itu kang sobari ikut gabung dengan perajin yang sudah ada sehingga ingin menimba ilmu nya sekaligus  bekerjasama para pembatik yang sudah senior. Hal ini di luar dugaa ternyata saya diterima sebagai anggota belum resmi dan ide ide  mendapatkan respon positif dari Hj Nurita Izza Rosdiany dan  para  anggota pelaku usaha batik di ososiasi batik Kabupaten Pasuruan . selain sebagaipelaku usaha batik juga menulis buku tentang asal usul Budaya Batik itu untuk mengetahui  asal usul Budaya batik Kabupaten Pasuruan kang sobari melakukan penelusuran di setiap kecamatan di kabupaten Pasuruan. ada 24 kecamatan yang ada di kabupaten Pasuruan ada 13 keamatan yang mengembangkan budaya batik.

Citra Batik Harmoni terus belajar hampir satu tahun sehingga menghasilkan sebuah produk motif ada laut sungai welang dan daun mangrove. setelah beberapa bulan kemudian ada petugas   Dinas UMKM kabupaten Pasuruan  untuk melihat n melihat langsung saat memproduksi batik tulis.  batik citra Harmoni terus memproduksi sesuai pesanan dan yang tidak kalah menarik dan keunggulan dari batik tulis ini adalah Batik Tulis Pasuruan Becerita, jadi semua hasil produksi dari Batik Tulis  Citra Harmoni ada makna dan filosofinya. Bagi masyarakat yang pesan batik tulis bisa menghubungi kami  di sanggar  Batik Citra Harmoni  Perumahan Kraton Harmoni Jl. lesanpura II Blok B8/7 Desa Bendungan kecamatan Kraton kabupaten Pasuruan dan di Jl. stasiun Kraton No. 78 Desa Kraton kec. kraton Kabupaten Pasuruan Jawa timur . Karya Batik citra Harmoni  telah di daftarkan ke HAKI.  (sob/tim)

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)